Breaking News

RECENT POSTS

Rabu, 25 April 2012

Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan, Mengendalikan Konflik dan Membangun Tim

MAKALAH
Kepemimpinan Pendidikan Islam
Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan, Mengendalikan Konflik dan Membangun Tim
Dosen Pembimbing:
Ustadz Ulil Multazam


Oleh:
Muhammad Imam Syafi’i
La Abdul Hamid
Roni Siswanto

Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim
Pondok Pesantren Hidayatullah
Surabaya 2011/2012


Daftar isi;
1.    Pendahuluan
2.    BAB I PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN, MENGENDALIKAN KONFLIK DAN MEMBANGUN TIM
A.    Peran Kepemimpinan dalam Mengambil Keputusan
B.    Peran Kepemimpinan dalam Mengendalikan Konflik
C.    Peran Kepemimpinan dalam Membangun Tim
D.    Proses Pengaruh Timbal Balik didalam Kepemimpinan
3.    BAB II TINJAUAN TEORITIK
A.    Keberhasilan Kepemimpinan
B.    Memperbaiki Kepemimpinan
4.    SIMPULAN


 










Pendahuluan
Dalam kerangka manajemen, kepemimpinan merupakan sub sistem dari pada manajemen. Karena mengingat peranan vital seorang pemimpin dalam menggerakan bawahan, maka timbul pemikiran di antara para ahli untuk bisa jauh lebih mengungkapakan peranan apa saja yang menjadi beban dan tanggung jawab pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya.
Bicara tentang kepemimpinan banyak para ahli memberikan definisi tentangnya.  Sehingga, salah  seorang  ahli  menyimpulkan  bahwa  “Kepemimpinan  merupakan  salah  satu  fenomena  yang  paling  mudah  di  observasi  tetapi  menjadi  salah  satu  hal  yang  paling  sulit  dipahami”  (Richard  L.  Daft,1999).  Mendefinisikan  kepemimpinan  merupakan  suatu  masalah  yang  kompleks  dan  sulit,  karena  sifat dasarkepemimpinan  itu  sendiri  memang  sangat kompleks. Akan tetapi, perkembangan ilmu saat ini telah membawa banyak kemajuan sehingga pemahaman tentang kepemimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif.
Dalam hubungannya dengan dinamika organisasi, maka kepemimpinan tidak bisa lepas dari pembagiannya serta keterkaitannya dengan aspek pengambilan keputusan, mengelola konflik dan membangun tim.







BAB I
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN, MENGENDALIKAN KONFLIK DAN MEMBANGUN TIM
E.    Peran Kepemimpinan dalam Mengambil Keputusan
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya, melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya.
Kegiatan pengambilan keputusan  merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga:
•    Teori keputusan merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif daripada deskriptif
•    Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajermemperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer, secara individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya
•    Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara alternatif-alternatif tindakan untuk mengatasi masalah.
Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu: proses dan gaya pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan
Prosesnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti:
a. Identifikasi masalah
b. Mendefinisikan masalah
c. Memformulasikan dan mengembangkan alternative
d. Implementasi keputusan
e. Evaluasi keputusan
Gaya pengambilan keputusan
Selain proses pengambilan keputusan, terdapat juga gaya pengambilan keputusan. Gaya adalah lear habit atau kebiasaan yang dipelajari.
Gaya pengambilan keputusan merupakan kuadran yang dibatasi oleh dimensi:
1. Cara berpikir, terdiri dari:
a. Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial
b. Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.
2. Toleransi terhadap ambiguitas
a. Kebutuhan yang tinggi untuk menstruktur informasi dengan cara meminimalkan ambiguitas
b. Kebutuhan yang rendah untuk menstruktur informasi, sehingga dapat memproses banyak pemikiran pada saat yang sama.
Kombinasi dari kedua dimensi diatas menghasilkan gaya pengambilan keputusan seperti:
1. Direktif = toleransi ambiguitas rendah dan mencari rasionalitas. Efisien, mengambil keputusan secara cepat dan berorientasi jangka pendek
2. Analitik = toleransi ambiguitas tinggi dan mencari rasionalitas. Pengambil keputusan yang cermat, mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru
3. Konseptual = toleransi ambiguitas tinggi dan intuitif. Berorientasi jangka panjang, seringkali menekan solusi kreatif atas masalah
4. Behavioral = toleransi ambiguitas rendah dan intuitif. Mencoba menghindari konflik dan mengupayakan penerimaan.

F.    Peran Kepemimpinan dalam Mengendalikan Konflik
Menurut bahasa, konflik dapat diartikan dengan perbedaan , pertentangan dan perselisihan. Konflik adalah pertentangan dalam hubungan kemanusiaan ( intrapersonal dan interpersonal ) antara satu pihak dengan pihak yang lain dalm mencapai suatu tujuan, yang timbul akibat adanya perbedaan kepentingan, emosi/ psikologi, dan nilai.   
Komponen Konflik
Secara umum konflik itu terdiri atas 3 komponen, yaitu :
•    Interest ( kepentingan ), yakni sesuatu yang memotivasi orang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
•    Emotion ( emosi ), yang sering diwujudkan melalui perasaan yang menyertai sebagian besar interaksi manusia seperti marah, kebencian, takut, dan penolakan.
•    Values ( nilai ), yakni komponen konflik yang paling sulit dipecahkan karena nilsi itu merupakan hal yang tidak bisa diraba dan dnyatakan secara nyata. Nilai berada pada kedalaman akar pemikiran dan perasaan tentang benar dan salah, baik dan buruk yang mengarahkan dan memelihara perilaku manusia.
Sumber Konflik
Sumber- sumber konflik dapat dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu :
•    Biososial, para pakar manajemen menempatkan frustasi agresi sebagai sumber konflik.
•    Kepribadian dan Interaksi, termasuk didalamnya kepribadian yang abrasive ( suka menghasut ), gangguan psikologi, kemiskinan, interpersonal, kejengkelan, persaingan ( rivalitas ), perbedaan gaya interaksi, ketidaksederajatan hubungan.
•    Struktural, banyak konflik yang melekat pada struktur organisasi dan masyarakat. Kekuasaan, status dan kelas merupakan hal- hal yang berpotensi menjadi konflik, seperti tentang hak asasi manusia, gender dan sebagainya.
•    Budaya dan Ideologi, intensitas konflik dari sumber ini sering dihasilkan sdari perbedaan politik, sosial, agama dan budaya. Konflik ini juga timbul dikalangan masyarakat karena perbedaan system nilai
•     Konvergensi ( gabungan ), dalam situasi tertentu sumber- sumber konflik itu menjadi satu, sehingga menimbulkan kompleksitas konflik itu sendiri.
Mengendalikan Konflik
Untuk dapat mengatasi konflik-konflik yang ada pemimpin dapat memberikan kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk mengemukakan pendapatnya tentang kondisi - kondisi penting yang diinginkan, yang menurut persepsi masing - masing harus dipenuhi dengan pemanfaatan berbagai sumber daya dan dana yang tersedia
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pemimpin untuk dalam kepemimpinannya untuk mengatasi atau mengendalikan konflik. Disini kami kami menghadirkan beberapa cara yang dikutip dari Nader and Todd, dalam salah satu bukunya, The Disputing Process Law In  Ten Societies, yaitu :
•    Bersabar ( Lumping ), yaitu suatu tindakan yang merujuk pada sikap yang mengabaikan konflik begitu
•    Penghindaran ( Avoidance ), yaitu suatu tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri hubungannya dengan cara meninggalkan konflik.
•     Kekerasan atau paksaan ( Coercion ), yaitu suatu tindakan yang diambil dalam mengataasi konflik jika dipandang bahwa dampak yang ditimbulkan membahayakan.
•    Negosiasi ( Negotation ) ialah tindakan yang menyangkut pandangan bahwa penyelesaian konflik dapat dilakukan oleh orang- orang yang berkonflik secara bersama – sama tanpa melibatkan pihak ketiga. Kelompok tidak mencari pencapaian solusi dan term satu aturan, tetapi membuat aturan yang dapat mengorganisasikan hubungannya dengan pihak lain.
•    Konsiliasi ( Conciliation ), yaitu tindakan untuk membawa semua yang berkonflik kemeja perundingan.
•    Mediasi ( Mediation ), hal ini menyangkut pihak ketiga yang menangani/ membantu menyelesaikan konflik agar tercapai persetujuan.
•    Arbritasi ( Arbritation ), kedua belah pihak yang berkonflik setuju pada keterlibatan pihak ketiga yang memiliki otoritas hokum dan mereka sebelumnya harus setuju untuk menerima keputusannya.
•    Peradilan ( Adjudication ), hal ini merujuk pada intervensi pihak ketiga yang berwenang untuk campur tangan dalam penyelesaian konflik, apakah pihak- pihak yang berkonfllik itu menginginkan atau tidak.

G.    Peran Kepemimpinan dalam Membangun Tim
Tim adalah kelompok kerja yang dibentuk dengan tujuan untuk menyukseskan tujuan bersama sebuah kelompok organisasi atau masyarakat. Tujuan dari pembentukan tim di sini adalah membangun unit kerja yang solider yang mempunyai identifikasi keanggotaan maupun kerja sama yang kuat.
1.    Proses pembentukan
Ruang lingkup peran hubungan yang melekat pada pemimpin meliputi peran pemimpin dalam pembentukan dan pembinaan tim-tim kerja; pengelolaan tata kepegawaian yang berguna untuk pencapaian tujuan organisasi. Pedoman umum dalam membentuk atau membangun tim, yaitu:
a. Menanamkan pada kepentingan bersama
b. Menggunakan seremoni dan ritual-ritual
c. Menggunakan simbol-simbol untuk mengembangkan identifikasi dengan unit kerja
d. Mendorong dan memudahkan interaksi sosial yang memuaskan
e. Mengadakan pertemuan-pertemuan membangun tim
f. Menggunakan jasa konsultan bila diperlukan.
2. Anggota tim
Keberhasilan tugas dalam tim akan tercapai jika setiap orang bersedia untuk bekerja dan memberikan yang terbaik. Anggota tim yang baik harus:
a. Mengerti tujuan yang baik
b. Memiliki rasa saling ketergantungan dan saling memiliki
c. Menerapkan bakat dan pengetahuannya untuk sasaran tim
d. Dapat bekerja secara terbuka
e. Dapat mengekspresikan gagasan, opini, dan ketidaksepakatan
f. Mengerti sudut pandang satu dengan yang lain.
g. Mengembangkan keterampilan dan menerapkanya pada pekerjaan.
h. Mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal.
i. Berpartisipasi dalam keputusan tim.
3. Peranan kepemimpinan dalam tim
Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses untuk memberikan pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekelompok anggotanya. Mereka yakin bahwa tim tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai tujuan akhir yang sama.
Adapun peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:
a. Memperlihatkan gaya pribadi
b. Proaktif dalam sebagian hubungan
c. Mengilhami kerja tim
d. Memberikan dukungan timbal balik
e. Membuat orang terlibat dan terikat
f. Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi
g. Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara kontruktif
h. Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
i. Mengakui prestasi anggota tim
j. Berusaha mempertahankan komitmen
k. Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim.




BAB II
TINJAUAN TEORITIK

C.    Proses Pengaruh Timbal Balik didalam Kepemimpinan
Inti dari sebuah kepemimpinan adalah memengaruhi orang lain atau bawahan, sedangkan tanpa bawahan pemimpin tidak akan ada. Tetapi proses pengaruh antara pemimpin dan bawahan tidak searah. 
Ada beberapa sumber pengaruh dari beberapa pemimpin dan sumber pengaruh bawahan. Menurut Frinch dan Rave secara singkat menjelaskan bahwa pengaruh pemimpin terhadap bawahan pada dasarnya bersumber pada bawahan dan atau keperibadian pemimpin.
Pengaruh bawahan terhadap pemimpin disebut kewibawaan tandinan (counter power). Sebenarnya sumber utama counter power bawahan adalah ketergantungan pemimpin terhadap bawahan itu sendiri. Para pemimpin diberikan kesempatan untuk melaksanakan pengaruhnya sesuai keahliannya, daya tarik dan setatus yang linguistik. Akan tetapi kewibawan pemimpin akan segera lenyap jika pemimpin gagal dalam memberikan keputusan yang tidak sesuai dengan harapankepuasan dan kebutuhan bawahan.
Dalam timbal balik sebuah kepemimpinan, James A. Lee, membedakan kewibawaan dan pengaruh bawahan dalam tiga kategori , yaitu; Kewibawaan Kolektif (collective power), Kewibawaan Legal (legal power),dan Affluence power.
   

D.    Keberhasilan Kepemimpinan
Konsep keberhasilan kepemimpinan sama halanya dengan. Keberhasial pemimpin pada hakikatnya berkaitan dengan tingkat kepedulian seorang pemimpin terlibat pada kedua organisasi yaitu  apa yang telah dicapai organisasi organizational achievement) dan pembinaan terhadab organisasi (0rganizational maintenance).
a.    Organizational achievement
Dengan pendekatan ini keberhasilan pemimpin dapat di kaji dengan langkah-langkah berikut;
•    Pengamatan terhadap produk yang dihasilkan oleh proses transformasi kepemimpinan, seperti;
-penampilan kelimpok,
-tercapainya tujuan kelompok,
-kelangsungan hidup kelompok, dll.
•    Berkaitan dengan hasil transformasi tersebut dapat dilihat pula beberapa hal seperti;
-pertumbuhan keuntungan,
-batas minimal keuntungan,
-peningkatan penjualan, dll.

b.    Organizational maintenance
Dengan pendekatan ini dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap sikap bawahan dan orientasi pemimpin terhadap bawahan.
•    Sikap bawahan terhadap pemimpin
•    Ukuran sikap bawahan pada pemimpin
•    Orientasi pemimpin pada bawahan

E.    Memperbaiki Kepemimpinan
Ada tiga macam pendekatan untuk memperbaiki mepemimpinan, yang masing-masing yaitu;
a.    Seleksi
Seleksi untuk memperbaiki kepemimpinan erat kaitannya dengan pendekatan sifat dan pemanfaatan hasil-hasil dari studi sifat. Apabila terjadi kepemimpinan yang kosong, perlu dilakukan seleksi orang untuk mengisi jabatan. Utuk mengisi jabatn yang kosong perlu dilakukan kualifikasi kepemimpinan dalam jabatan kepemimpinan.
Proses seleksi seharusnya dilakukan oleh unit yang bertanggung jawab di bidang sumber daya manusia yang mempuyai tugas untuk mengadakan identifikasi orang-orang yang memiliki potensi tinggi sebagai calon seorang pemimpin.
b.    Pelatihan
Pelatihan merupakan metode yang paling banyak dipakai untuk memperbaiki
Kepemimpinan. Ada tiga kategori keterampilan yang paling mudah diperbaiki melalui pelatihan, yaitu;
•    Keterampilan mengelola
•    Pengetahuan teknis
•    Keterampilan konseptual
c.    Rekayasa Situasi
Pendekatan ketiga untuk memperbaiki kepemimpinan, dalam pendekatan ini situasi diubah untuk dapat bersaing dengan pemimpin. Contoh, misalnya perubahan yang terdapat dalam organisasi unit kerja, seperti;
•    Peningkatan atau merosotnya otoritas pemimpin,
•    Peningkatan atau merosotnya tentang kendali pemimpin.
Perubahan-perubahan semacam ini biasanya dibuat oleh pemimpin tingkat atas suatu organisasi. Jadi dengan memodifikasi aspek-aspek tertentu dari tugas kepemimpinan dalam situasi organisasidapat dijadikan salah satu pilihan untuk meningkatan performance kepemimpinan seseorang.

SIMPULAN

Pemimpin adalah seseorang yang melaksanakan beberapa hal yang benar atau sering disebut “people who do the right thing”. Sementara manajer adalah seseorang yang harus melaksanakan sesuatu secara benar atau disebut “people who do things right”. Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Salah satu peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin adalah peran membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat dijalankan dengan cara memberikan pujian dan dukungan. Pujian dapat diberikan dalam bentuk penghargaan dan insentif.
Sebagai sumber inspirasi, seorang pemimpin tidak hanya menunjukkan dalam kata dan ucapan saja, melainkan juga tindakan dan perilaku sehari-hari. Orang berharap seorang pemimpin yang menunjukkan optimisme, segar, antusias, energik, dan berpikir positif pada masa depan. Kepemimpinan yang inspiratif memberikan banyak orang kemampuan untuk menggali makna dan menemukan tujuan hidup.




 


2 komentar:

Makasih dah kasih saran atau komentarnya ...

Designed By