Breaking News

RECENT POSTS

Jumat, 25 November 2011

Sebagaimana Allah Memberi

M.I. Syafi’i*
Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak.(Q.S. al-Muddassir;6)
Sang surya
Dalam hal beramal, khususnya memberikan sesuatu yang terbaik ini, Allah telah memberikan batasan-batasan yang jelas. Batas inilah yang seharusnya di praktikan oleh seorang guru. Bagai sang surya menyinari dunia. Tanpa kenal pamrih. Berupaya semaksimal mungkin, mengantarkan muridnya, bagaiman menjadi seorang anak yang baik.
Dalam melaksanakan tugasnya yang mulia itu. Rasa kasih sayang sang guru memupuskan harapan untuk mendapatkan balasan dari semua yang dia curahkan. Seorang guru, awalnya beliau selalu membiayai kegiatan-kegiatan yang di anggap oleh beliau, dapat menunjang dan mendukung  sebagai profesinya. Pada tiap ada waktu luang beliau sempatkan untuk membaca buku atau mengikuti seminar. Itu dilakuka oleh beliau, untuk juga menabah wawasan dan memperbanyak ilmunya. Rela berkorban, mengeluarkan biaya yang sebenarnya bukan tanggung jawab seorang guru.
Di kesempatan lain, berkah usahanya ini beliau ditawari untuk berkeliling dunia, berkunjung ke sekolah-sekolah di berbagai negara. Dan sekaligus menjadi duta, dalam misi memberi motivasi kepada guru di daerah yang akan beliau kunjungi. Tak dinyana, tawaran emas itu ditolaknya. Dengan alasanya, beliau tidak mau kalau meninggalkan murid-muridnya terlalu lama.
Terlihat wajar, bila yang melihatnya dari sudut rasa cinta. Cinta dan sayang  pada anak didiknya. Dia tahu, tak apa, bila bekoraban pada kesempatan emas itu. Akan tetapi dia masih dapat memberi pelayanan kasih sayang pada muri-muridnya. Terlihat jelas, kalau seorang guru menjalankan profesinya dari dasar cinta. Karena darinya akan muncul sebuah komitmen dan curahan sepenuhnya bagi keberhasilan dan kemajuan anak didiknya.
Kebaikan Allah,
Dan berbuat baiklah kamu sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu.(Q.S. al-Qasas;77) Inilah lanjutan, yang seharusnya menjadi dasar seorang guru dalam membangun relasi dengan muridnya. Bagaimana mencontoh sifat-Nya yang Agung ini. Dia-lah sang Pemberi segala kebaikan. Arrahman dan Arrahim-Nyalah yang menjadi rahmatan lil’alamin yang tak terhitung. Yang hanya memberi tak harap kembali.
Kita bisa membayangkan, bila Allah meminta bayaran atas kebaikan-Nya, yang telah membebaskan oksigen untuk dihirup sehari-hari. Bagaimana dengan matahari sebagai sumber panas utama di bumi? Yang  tak terukur nilainya, tanpa henti menyelimuti dengan kehangatan bagi kehidupan bumi dan seluruhnya ininya? Orang paling kaya sekalipun pasti tak akan mampu membayar itu semua.
Tapi dengan kasih sayang-Nya Allah tetap memberikan untuk kita dan makhluknya. Tak peduli sikap prilaku manusia pada-Nya, tak pilih kasih miskin atau kaya, tak membedakan mereka yang beriman atau yang ingkar. Bagi guru yang paham dan mencintai anak didiknya dan profesinya sebagai guru, dipastikan tak akan mendapat kesulitan dalam memberikakan yang terbaik. Cinta akan mampu membuat seseorang senantiasa berkorban dan  memeberikan, yang terbaik kepada yang dicintainya.

*STAI LH ...
muhammadzafei@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makasih dah kasih saran atau komentarnya ...

Designed By